Setelah terkenal luas berkat teknologi text-to-speech berbasis Kecerdasan Buatan (AI) selama tiga tahun terakhir, ElevenLabs kini secara resmi meluncurkan AI pembuat musik yang aman menurut klaim mereka untuk penggunaan komersial.
Langkah ini untuk menjawab kebutuhan pasar akan musik yang dapat kita gunakan dalam berbagai proyek tanpa khawatir pelanggaran hak cipta.
Untuk memperkenalkan kapabilitas model terbarunya, ElevenLabs membagikan berbagai sampel audio gratis yang mencakup berbagai genre musik, termasuk rap. Namun, kemunculan AI pembuat musik ini juga menuai perdebatan, terutama terkait kemampuannya meniru gaya musisi ternama.

Sensitivitas hak cipta dalam industri musik telah lama menjadi perhatian utama, dengan berbagai kasus pelanggaran yang menarik perhatian publik.
ElevenLabs berkaca pada gugatan yang dialami oleh AI pembuat musik lainnya seperti Suno AI dan Udio. Perusahaan ini mengambil langkah proaktif untuk memastikan legalitas platform mereka.
Perusahaan menggandeng dua pemain besar di industri musik digital, Merlin Network dan Kobalt Music Group, sebagai mitra lisensi materi pelatihan. Kemitraan strategis ini memungkinkan ElevenLabs untuk melatih model AI pembuat musik legal mereka tanpa melanggar hak cipta.
Merlin Network sendiri terkenal mewakili artis-artis ternama seperti Adele, Nirvana, dan Mitski, sementara Kobalt Music Group menaungi musisi sekaliber Max Martin, Paul McCartney, dan The Weeknd.
ElevenLabs menegaskan bahwa pendekatan ini bertujuan agar konten musik hasil AI mereka dapat berguna dalam berbagai proyek komersial. Seperti untuk video YouTube, film, iklan, hingga game, tanpa adanya permasalahan lisensi di kemudian hari.
Kerjasama ini menjadi harapan agar dapat menjadi solusi tengah yang menjembatani inovasi teknologi AI pembuat musik dengan perlindungan hak kekayaan intelektual para musisi.
Potensi Pendapatan Baru bagi Musisi di Pasar AI
Meskipun sebagian besar musisi perlu menyetujui penggunaan musik dan materi mereka untuk kepentingan pengembangan AI pembuatan musik legal melalui perjanjian lisensi, langkah ini jauh lebih baik daripada tidak adanya kompensasi sama sekali.
Harapannya, kolaborasi antara ElevenLabs dan para pemegang hak cipta ini dapat membuka peluang pendapatan baru bagi para musisi di pasar AI pembuat musik melalui sistem kompensasi atau royalti di masa depan.
Di tengah berbagai tanggapan terhadap kontroversi AI, tidak dapat kita pungkiri bahwa teknologi ini membuka pintu kreativitas. Hal ini berlaku bagi siapa saja yang ingin bereksperimen dengan musik tanpa memerlukan keahlian teknis yang mendalam.
Baca Juga: